 |
| Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Lalu Muhammad Yusri |
"Tahun lalu harganya tidak seperti ini. Kenapa harganya naik. Padahal kita masih di tengah kondisi pandemi Covid 19. Harusnya harga kambing turun,"keluh salah satu pembeli, Maskanah, Rabu (29/7).
Naiknya harga hewan menurutnya, disebabkan oleh faktor daya beli masyarakat yang menurun. Sehingga para pedagang hewan kurban, menaikan harga jual dari hewan tersebut.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi NTB, melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, Lalu Muhammad Yusri mengaku bahwa sejauh ini, harga hewan kurban yang dikeluhkan pembeli masih tergolong stabil dan tidak ada perbedaan harga.
Diakui, harga kambing jantan saat ini masih dikisaran Rp. 2 juta sampai Rp. 4,5 juta. Sedangkan kisaran harga sapi, dari Rp. 13 juta, naik ke harga Rp. 25 juta hingga mencapai harga Rp. 103 juta, sesuai jenis dan bobot sapi yang dijual pedagang.
"Yang banyak dikeluhkan pedagang hewan itu adalah daya beli masyarakat yang berkurang di masa pandemi Covid 19,"jelasnya.
Terkait jenis hewan kurban serta penerapan protokol penyembelihan hewan di tengah pandemi, Pihaknya telah menurunkan Tim untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan, sampai H+3 hari raya.
“Dinas Peternakan Provinsi membentuk tim bersama dengan kota mataram kemudian di kabupaten kota lainya juga melakukan pemantuauan dan pengawasan sekaligus memberikan sosialisasi,"paparnya.
Saat penyembelihan dan pemotongan hewan kurban, pemilik tempat wajib menyediakan tempat cuci tangan, menggunakan sarung tangan dan sedapat mungkin untuk membatasi jumlah massa. Usai pemotongan, panitia akan berkeliling membagikan jatah daging kurban ke masing-masing rumah warga.(yul)
Social Footer